puisi belum berjudul

aku menuliskan puisi ini setelah makrab kelas, makrab kali ini ga banyak yang dateng, rada sedih karena pas aku bisa makrab, giliran kawan-kawanku yang banyak ga bisa hahah. tapi tak apalah. puisi ini memang tidak berarti apaapa, tapi untuk yang tidak dapat banyak berbicara sepertiku, sudah agak lebih dari cukup menyampaikannya lewat sepuluh dua puluh bait haha.. aku tidak pernah memaksa kalian untuk mengerti maknanya pun hanya untuk membacanya. itu saja !! (oh ya, sampai sekrang dia tak berjudul, belum tahu mau dikasih judul apa)

(…………)
Puan duduk diserambi
Bersanding dengan lagu cinta masa kini
Lirik dan lagunya tak betul kawin
Tapi membuat pecintanya tak dapat pangling

Puan duduk termangu
Memperhatikan dia yang sedang merangkul erat tongkat ajaibnya
suara manisnya terlalu lezat
Untuk ratu panggung malam ini..

Hentakkan jari pada gitar
Menggetarkan sisa kopi dipinggir meja
Membuat puan menghentikan bacaannya
mengintimkan diri dalam bincang asmara mereka

Senandung mereka kian larut dalam malam
Kian pekat langit, semakin sengit rasa cintakasih
Mulai satu dua bertanya,
Bagaimana jika besok kita tak duduk serapat ini ??

Langit semalam tak banyak campur tangan
Mempersilahkan keluh kesah mengawan bebas tak pulang lagi
soal cinta yang kandas
Soal ujian yang tak kunjung lekas
Ataupun cinta dalam diam yang mulai hilang bekas
Mereka mengacuhkan diri
Dan Membantingkan diri dalam tawa dan nyanyi

Puan mulai terasuki
Yang kemarin membataskan diri kini mulai memahami
Sesekali membuka kunci
Untuk enampuluh nama lagi yang sedang ingin mampir dan memberi arti

Puan mulai menangis kecil
Bagaimana teganya waktu terlalu rapih pergi
Tapi tak semua kunjung menyadari

Puan melirik kekanan
diantara gemerlap cerca dan pujian
Dia melihat tuantuan dan puanpuan lain sedang bermesraan
Merajut yang pernah kusut
Agar dapat membalut harihari yang pernah dan akan kian kalut

Puan mulai menjentikkan kuku,
Mengajak imajinasinya berdiskusi
Bagimana jika syair ini kita tuangkan sekali lagi ??
Menelannya diakhir tegukkan kopi
Untuk sebentar melihat kekiri
Bahwa Dulu kita pernah sebahagia ini
Dan, semoga tak cepat pindah hati..

Kawan, puan bilang
Waktu akan terus tega
Pun jarak takkan pernah melembutkan diri
Sejatinya pertemuan adalah penanda
Untuk memilih dua perkara
Kau, akan menjadi teman hidupku atau teman yang pernah ada dihidupku..

Selamat malam…

Leave a comment